Kerinduan yang Nyata
Hangat terasa seluruh tubuh
seketika berubah sejuk penuh gelora
Aku tak menyadari
Keindahan ternyata telah lama menerpa kehidupan ini
Aku bersyukur..
Bagaikan bintang yang bersinar manja
Seperti embun menyelimuti pagi
selalu menyelimuti
bagai kerinduan yang nyata countinueeee!!
CatatanTanganKu..
Selasa, 25 Februari 2014
Saat Ini
Mungkin aku terlalu santai
Padahal banyak yang ingin sekali aku perbuat
Banyak yang bilang..
Keluarlah dari zona nyamanmu!
agar banyak hal yang lebih bisa aku dapatkan
namun mengapa begitu sulit
Ketika fajar mulai menghangatkan bumi
Aku masih saja terdiam
Ada sesuatu yang menahanku
Untuk terus merasa sedih dalam bimbang
Mungkin banyak orang yang belum paham
Atau bahkan akupun sendiri belum mengerti
langkah apa yang harus aku ambil
Setiap langkah dan hela nafas yang teratur
Hanya mengisahkan semangat yang telah hilang
Ada apakah gerangan?
Masih saja aku bertanya-tanya sendiri
Mungkin aku terlalu santai
Padahal banyak yang ingin sekali aku perbuat
Banyak yang bilang..
Keluarlah dari zona nyamanmu!
agar banyak hal yang lebih bisa aku dapatkan
namun mengapa begitu sulit
Ketika fajar mulai menghangatkan bumi
Aku masih saja terdiam
Ada sesuatu yang menahanku
Untuk terus merasa sedih dalam bimbang
Mungkin banyak orang yang belum paham
Atau bahkan akupun sendiri belum mengerti
langkah apa yang harus aku ambil
Setiap langkah dan hela nafas yang teratur
Hanya mengisahkan semangat yang telah hilang
Ada apakah gerangan?
Masih saja aku bertanya-tanya sendiri
Seperti Cambuk Api
Mengapa begitu sulit
Kehidupan mereka penuh hambat rua
berselimut kabut berasap
Tiada henti berkibas dalam ruang yang redup
Kibasan api menghantam setiap saat
Rasanya seperti cambuk api yang menghantam bahu kananku
Apakah gerangan yang terjadi?
Sampai saatnya , mungkin aku akan lelah
Lelah dengan pertahanan diri saat ini
Harapku.. Tuhan akan selalu mengasihiku
Menghidupiku dalam kedamain hati dan jiwaku
Melindungi kehidupanku seutuhnya dari hantaman cambuk panas itu
Mengapa setiap kali semangatku jatuh tersungkur mencium tanah
Cambuk api itu kembali berkobar di bahu kananku..
Hanya minyak angin sahabat karibku dikeadaan itu
Meredahkan panasnya
Meringankan bebannya
lumayan , cukup membantu
Mengapa begitu sulit
Kehidupan mereka penuh hambat rua
berselimut kabut berasap
Tiada henti berkibas dalam ruang yang redup
Kibasan api menghantam setiap saat
Rasanya seperti cambuk api yang menghantam bahu kanankuApakah gerangan yang terjadi?
Sampai saatnya , mungkin aku akan lelah
Lelah dengan pertahanan diri saat ini
Harapku.. Tuhan akan selalu mengasihiku
Menghidupiku dalam kedamain hati dan jiwaku
Melindungi kehidupanku seutuhnya dari hantaman cambuk panas itu
Mengapa setiap kali semangatku jatuh tersungkur mencium tanah
Cambuk api itu kembali berkobar di bahu kananku..
Hanya minyak angin sahabat karibku dikeadaan itu
Meredahkan panasnya
Meringankan bebannya
lumayan , cukup membantu
Minggu, 23 Februari 2014
Puisi
KAU dan AKU
Hening bagai malam
Sejuk seperti salju
Namun tak sedikit jiwa yang menangis
Tangis dalam Kalbu
Tangisan tak berbayang
Apakah yang dapat membuktikan ?
Akankah ada yang perduli ?
Ketika angin mulai kering
Ketika hati mulai hilang
Kau ..
Kau ! dan Aku !
Kenapa Hanya bisa terdiam
Rasa sakit yang ada
Hanya dapat terdengar pecah
Adil kah kau katakan diri ini ?
disaat Kau dan Aku itu Sempurna
ditengah kepingan hidup penuh asa
dan dalam ketidaksempurnaan yang ada..
Syukuri..

Langganan:
Komentar (Atom)